Happily shared our short stories. Thanks for your attention. Your comment will help us to improve.

Label

Rabu, 14 Agustus 2013

Beauty


                Cahaya matahari menembus jendela ruang penyimpanan klub seni. Debu –debu yang bertebangan terlihat jelas. Catherine menahan nafas, mengeluarkan masker dari sakunya dan segera memakai masker. Merasa persiapannya belum cukup, Catherine mngikat rambut panjangnya dan menyelipkan ujung rambutnya pada ikatan sehingga rambutnya terlihat pendek.
“Ada apa? Ada sesuatu yang aneh di wajahku?” tanya Catherine yang baru menyadari Jade berdiri terpaku memperhatikannya.
“Tidak. Aku hanya khawatir kita akan pulang terlalu malam. Kamu menghabiskan waktu 20 menit hanya untuk mempersiapkan ‘baju tempur’ itu.” jawab Jade sambil menata kuas yang telah ia bersihkan pada tempatnya.
“Maaf. Aku tidak suka ini. Padahal kurang dari dua bulan lagi Prom Night. Seharusnya siswa tingkat akhir sibuk mencari pasangan dan baju yang sesuai. Kenapa kita harus membersihkan ruang penyimpanan? Ini pekerjaan adik kelas. Jade, pakai maskermu atau wajahmu akan kotor. Dan hati-hati dengan botol cat air itu.” Kata Catherine yang masih bediri di depan pintu.
“Jika takut tanganmu terkena cat, kamu tidak bisa menjadi seorang pelukis. Jika tidak ingin berimajinasi, kamu tidak bisa menjadi seorang penulis.sebelum meninggalkan sekolah ini, ingin ruang penyimpanan ini terlihat rapi.” kata Jade sambil tersenyum. Catherine ikut tersenyum. Ia melangkah masuk ke dalam ruang penyimpanan dan mulai membantu Jade.

Jumat, 09 Agustus 2013

Yearn (A Grandma's Love)


                Eleonore menatap ke arah kursi tua di sudut ruang keluarga. Posisi perabotan masih sama seperti saat ditinggalkan sepuluh tahun lalu. Sofa yang biasa ia kuasai sendiri juga masih ada di sisi timur ruangan. Eleonore mendekati kursi tua di sudut ruangan. Ia membuka kain penutup kursi itu. Walaupun sudah cukup lama ditinggalka, kursi kayu itu masih terlihat bagus. Eleonore tersenyum. Ia masih dapat membayangkan saat-saat Nenek Marion duduk santai di kursi itu.

                Menuju dapur, tidak ada yang berubah. Hanya perabotan yang dulu bersih sekarang tertutup debu. Eleonore masih ingat, saat masih kecil  ia terjatuh di dekat pintu masuk dapur. Ibu malah memarahinya karena sebelumnya sudah diperingatkan agar tidak berlari. Tangis Eleonore bertambah keras. Nenek Marion lalu membawanya ke taman agar tidak menangis lagi.

                Eleonore melangkah menuju halaman belakang. Ia tersenyum membayangkan kenangannya bersama Nenek Marion saat merawat kebun bunga kecil mereka. Eleonore kecil memang sangat dekat dengan Nenek Marion. Kebun bunga yang sering mereka rawat bersama sekarang sudah tidak ada. Ia tertunduk sebentar.

Senin, 18 Maret 2013

Memories of The Bracelet 2



               “Minggu ini tolong temani aku ke Shibuya.” pinta Etsuko pada kedua sahabatnya. Mereka tidak segera menjawab. Mika mengambil sebungkus biskuit coklat dan meletakkannya dalam keranjang belanjaannya yang hampir penuh dengan barang belanjaan Etsuko dan Yuuko.
“Maaf, Etsuko, aku sudah punya rencana akhir minggu ini.” Kata Mika merasa bersalah.
Etsuko segera melirik ke arah Yuuko. Mika pun menoleh ke arah Yuuko.
“Baiklah. Aku akan menemanimu ke Shibuya.” Kata Yuuko sedikit terpaksa.
“Aku sudah selesai. Cepat bayar dan kita pulang. Aku kasihan pada Mika.” Kata Etsuko setelah meletakkan sebungkus permen pada keranjang Mika.
               Pintu belum dibuka walaupun Mika sudah membunyikan bel berkali- kali. Mika dapat membaca situasi dalam rumah.’Ibu sedang belanja dan kunci diletakkan di tempat biasa, di bawah pot bunga ketiga dari pintu.’ Ia segera mengambil kunci yang disembunyikan. Bukan hanya kunci, Mika menemukan benda lain di dekat pot. Sebuah gelang bertali merah dengan bola kristal pada bagian atas.

Selasa, 01 Januari 2013

Tears of The Dark (2)


                Untuk sesaat Florence dapat merasa tenang. Namun pada saat malam Natal yang sepi di rumah mereka, gangguan itu kembali datang dan kali ini untuk seluruh keluarga. Florence baru saja tiba di ruang tengah untuk menyajikan makanan kecil ketika kemudian lampu-lampu natal pecah dan suasana menjadi gelap. Saat Mike menyalakan lampu seluruh ornamen natal dinajiskan oleh sebuah kekuatan magis. Salib yang tergantung cantik di tengah ruangan pun kini menjadi terbalik. Florence dan putrinya menjerit ketakutan. Sedangkan Mike hanya diam. Meyakinkan dirinya bahwa mungkin ada orang yang berusaha menganggu keluarganya dan orang tersebut dapat meluluh-lantakan sebuah ruangan hanya dalam beberapa detik.

Rabu, 26 Desember 2012

Memories of The Bracelet


                Bermain ski saat musim dingin di Hokkaido bersama teman-teman sekelas, kupikir akan menjadi liburan yang paling menyenangkan. Aku tidak pernah menyangka liburan itu akan menjadi awal mimpi buruk yang tidak pernah kubayangkan.
                Yoshio dan Miyako saling melempar bola salju setelah puas meluncur. Aku yang awalnya tidak ingin bergabung dengan mereka pun mulai membentuk bola salju setelah menerima lemparan bola salju Miyako.
“Kalian datang kemari hanya untuk ini?” tanya Matsuda yang tiba-tiba muncul bersama Tetsuyama.
“Tidak ada salahnya, kan?! Di Tokyo tidak ada salju.” Jawab Yoshio.
“Ya, benar. Aku juga jadi ingin ikut.” Kata Tetsuyama sambil melempar bola salju ke arah Yoshio.

Aku baru melempar beberapa bola salju saat seorang gadis yang seumuran denganku menghampiriku. Sepertinya dia siswi SMA lain yang juga sedang berlibur. Wajahnya pucat.
“Semoga berhasil. Maaf.” Katanya sambil memberikan sebuah gelang padaku dan segera berlari menjauh. Gelang dengan tali berwarna merah yang dihiasi beberapa bola kristal di bagian atasnya itu cukup menarik perhatianku. Gelang dari gadis yang tidak kukenal itu kukenakan dan kuanggap sebagai oleh-oleh gratis dari Hokkaido.

Senin, 24 Desember 2012

Warm Winter


                Musim dingin. Aku suka musim dingin. Duduk di cafe favorit,  menikmati secangkir coklat panas dan membicarakan tentang rencana liburan dengan teman-teman.
“Nona Hall.” Sapa Richard sambil membereskan meja di sampingku, “Beberapa hari ini Anda datang sendirian.”
Aku hanya tersenyum. Richard membalas senyumanku dan kembali pada pekerjaannya. William sibuk dengan teman-teman barunya. Ia mulai jarang bicara padaku.
                William adalah siswa baru. Dia duduk di belakangku. Tepatnya kursi yang kosong setelah Kelly, teman baikku pindah ke Amerika. Karena itulah William dan aku yang pendiam bisa menjadi teman dekat.
                Aku tidak punya banyak teman. Dan hanya Kelly yang bersedia menghabiskan waktu bersamaku. Sebenarnya aku berharap William akan menggantikan Kelly yang tidak mungkin datang tapi dia mulai jarang bicara padaku. Ia lebih sering bergabung dengan Nick dan teman-temannya. Aku hanya menatap mereka dari jauh. Nick dan teman-temannya tidak terlalu dekat denganku. Mereka mungkin menganggapku sebagai orang yang membosankan.

Kamis, 01 November 2012

Tears of The Dark



            Keluarga kecil Light pindah ke villa tersebut dengan membawa harapan baru bahwa putri mereka Joana yang mengidap autis dapat hidup dengan tenang. Hal yang dilihat si ayah, Mike adalah masa depan yang cerah, bersama istrinya Florence mereka mengharapkan hari-hari yang baik untuk putri mereka yang berusia 6 tahun.
            Mike menghabiskan seluruh tabungannya hanya untuk membeli villa berlantai dua tersebut karena ia yakin bahwa di sanalah tempat terbaik untuk menyembuhkan putrinya. Villa tersebut terletak di sebuah bukit yang jauh dari perkotaan hanya ada sebuah desa kecil yang dapat dikunjungi ketika mereka memerlukan keperluan rumah tangga. Namun satu kesalahan Mike membawa keluarganya dalam kehancuran, ia sama sekali tidak memperhatikan gosip bahwa villa itu menyimpan sesuatu yang kelam, sesuatu yang tersimpan di balik keindahan villa di tengah bukit tersebut bahwa villa tersebut dihantui.