Happily shared our short stories. Thanks for your attention. Your comment will help us to improve.

Label

Rabu, 26 Desember 2012

Memories of The Bracelet


                Bermain ski saat musim dingin di Hokkaido bersama teman-teman sekelas, kupikir akan menjadi liburan yang paling menyenangkan. Aku tidak pernah menyangka liburan itu akan menjadi awal mimpi buruk yang tidak pernah kubayangkan.
                Yoshio dan Miyako saling melempar bola salju setelah puas meluncur. Aku yang awalnya tidak ingin bergabung dengan mereka pun mulai membentuk bola salju setelah menerima lemparan bola salju Miyako.
“Kalian datang kemari hanya untuk ini?” tanya Matsuda yang tiba-tiba muncul bersama Tetsuyama.
“Tidak ada salahnya, kan?! Di Tokyo tidak ada salju.” Jawab Yoshio.
“Ya, benar. Aku juga jadi ingin ikut.” Kata Tetsuyama sambil melempar bola salju ke arah Yoshio.

Aku baru melempar beberapa bola salju saat seorang gadis yang seumuran denganku menghampiriku. Sepertinya dia siswi SMA lain yang juga sedang berlibur. Wajahnya pucat.
“Semoga berhasil. Maaf.” Katanya sambil memberikan sebuah gelang padaku dan segera berlari menjauh. Gelang dengan tali berwarna merah yang dihiasi beberapa bola kristal di bagian atasnya itu cukup menarik perhatianku. Gelang dari gadis yang tidak kukenal itu kukenakan dan kuanggap sebagai oleh-oleh gratis dari Hokkaido.

Senin, 24 Desember 2012

Warm Winter


                Musim dingin. Aku suka musim dingin. Duduk di cafe favorit,  menikmati secangkir coklat panas dan membicarakan tentang rencana liburan dengan teman-teman.
“Nona Hall.” Sapa Richard sambil membereskan meja di sampingku, “Beberapa hari ini Anda datang sendirian.”
Aku hanya tersenyum. Richard membalas senyumanku dan kembali pada pekerjaannya. William sibuk dengan teman-teman barunya. Ia mulai jarang bicara padaku.
                William adalah siswa baru. Dia duduk di belakangku. Tepatnya kursi yang kosong setelah Kelly, teman baikku pindah ke Amerika. Karena itulah William dan aku yang pendiam bisa menjadi teman dekat.
                Aku tidak punya banyak teman. Dan hanya Kelly yang bersedia menghabiskan waktu bersamaku. Sebenarnya aku berharap William akan menggantikan Kelly yang tidak mungkin datang tapi dia mulai jarang bicara padaku. Ia lebih sering bergabung dengan Nick dan teman-temannya. Aku hanya menatap mereka dari jauh. Nick dan teman-temannya tidak terlalu dekat denganku. Mereka mungkin menganggapku sebagai orang yang membosankan.

Kamis, 01 November 2012

Tears of The Dark



            Keluarga kecil Light pindah ke villa tersebut dengan membawa harapan baru bahwa putri mereka Joana yang mengidap autis dapat hidup dengan tenang. Hal yang dilihat si ayah, Mike adalah masa depan yang cerah, bersama istrinya Florence mereka mengharapkan hari-hari yang baik untuk putri mereka yang berusia 6 tahun.
            Mike menghabiskan seluruh tabungannya hanya untuk membeli villa berlantai dua tersebut karena ia yakin bahwa di sanalah tempat terbaik untuk menyembuhkan putrinya. Villa tersebut terletak di sebuah bukit yang jauh dari perkotaan hanya ada sebuah desa kecil yang dapat dikunjungi ketika mereka memerlukan keperluan rumah tangga. Namun satu kesalahan Mike membawa keluarganya dalam kehancuran, ia sama sekali tidak memperhatikan gosip bahwa villa itu menyimpan sesuatu yang kelam, sesuatu yang tersimpan di balik keindahan villa di tengah bukit tersebut bahwa villa tersebut dihantui.

Selasa, 30 Oktober 2012

Writing and Writer?



Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata “menulis” atau “penulis”? Mungkin yang terlintas di pikiran sebagian besar dari Anda adalah kegiatan yang membosankan, hanya berkutat dengan pensil, pulpen dan kertas atau keyboard dan monitor. Untuk penulis, orang yang sama membosankannya dengan kegiatan yang dilakukannya sehingga ia mendapat julukan sebagai seorang “penulis”.

Dibandingkan dengan kegemaran lain seperti dancing, modelling, atau sport, menulis menempati urutan terbawah dari segi popularitas. Salah satu alasan ketidakpopuleran menulis adalah adanya persepsi menulis itu sulit, hanya orang tertentu yang dapat melakukannya. Alasan lainnya, persepsi bahwa menulis hanya cocok untuk seorang kutu buku, tidak keren seperti dancing, modelling atau sport. Ironisnya, walaupun ada persepsi bahwa menulis itu sulit, tidak sedikit orang yang tidak menghargai seorang penulis maupun karyanya, terlebih lagi jika si penulis masih pemula.