Musim dingin. Aku
suka musim dingin. Duduk di cafe favorit,
menikmati secangkir coklat panas dan membicarakan tentang rencana
liburan dengan teman-teman.
“Nona Hall.” Sapa Richard sambil membereskan meja di sampingku,
“Beberapa hari ini Anda datang sendirian.”
Aku hanya tersenyum. Richard membalas senyumanku dan kembali pada
pekerjaannya. William sibuk dengan teman-teman barunya. Ia mulai jarang bicara
padaku.
William adalah siswa baru. Dia
duduk di belakangku. Tepatnya kursi yang kosong setelah Kelly, teman baikku
pindah ke Amerika. Karena itulah William dan aku yang pendiam bisa menjadi
teman dekat.
Aku tidak punya banyak teman.
Dan hanya Kelly yang bersedia menghabiskan waktu bersamaku. Sebenarnya aku
berharap William akan menggantikan Kelly yang tidak mungkin datang tapi dia
mulai jarang bicara padaku. Ia lebih sering bergabung dengan Nick dan
teman-temannya. Aku hanya menatap mereka dari jauh. Nick dan teman-temannya
tidak terlalu dekat denganku. Mereka mungkin menganggapku sebagai orang yang
membosankan.
Karena tidak tahan dengan udara yang semakin dingin, aku memutuskan untuk pulang dengan bis. William, Nick, Mandy dan yang lainnya ada di cafe yang berjarak dua blok dari cafe favoritku. Mereka tampak akrab. Aku berharap ada di antara mereka juga.
Liburan akhir tahun segera tiba.
Aku berencana menghabiskan waktu di rumah dan cafe favoritku. Kemungkinan besar
Kelly tidak bisa kembali ke Inggris, tidak ada yang mengajakku dalam rencana
liburan mereka dan orang tua tidak menyiapkan rencana liburan.
“Apa rencanamu selama liburan, Ren?” tanya Taylor mengagetkanku.
“Tahun ini aku hanya menghabiskan waktu di rumah.” Jawabku sambil
tersenyum.
“Nick akan membuat pesta di rumahnya sehari sebelum liburan dimulai.
Wil tidak memberitahumu?” tanya Taylor lagi.
“Tidak. Kami tidak dekat lagi. Mungkin dia tidak membutuhkanku lagi.
Aku orang yang membosankan.” Aku mencoba tersenyum walaupun sedih saat
mengucapkannya.
Aku menganggap William lebih dari seorang teman. Taylor menatapku
sambil tersenyum kecil.
Aku benar-benar berpikir William
tidak membutuhkanku lagi. Dia tidak menghubungiku dan selalu bersama Nick.
Kelly yang ada di benua lain saja masih sempat menghubungiku sesekali. Aku
tidak menyalahkannya. Aku memang orang yang membosankan dengan pergaulan yang
sempit. Aku sudah terbiasa sendiri.
Hari terakhir sebelum liburan.
Keluar dari rumah, aku melihat sekelompok remaja pergi ke sekolah bersama.
Sadar dilihat olehku, mereka balas menatapku. Aku tersenyum malu dan segera
berjalan pergi. Udara terasa semakin dingin, sesuai dengan suasana hatiku yang
suram.
Malamnya, tiba-tiba handphoneku
berdering. Telepon dari nomor tak dikenal. Dengan penasaran aku menjawab
panggilan dari nomor tak dikenal itu
“Rena Hall, keluarlah sebentar.” Suara yang kukenal, William.
Ia langsung menutup telepon sebelum aku sempat bertanya. Seharusnya ia
ada di pesta Nick.Aku segera turun. Aku mendengar suara Kelly di ruang tamu.
Ya, Kelly datang, ia bicara dengan Ibu. Ibu tidak memberitahuku Kelly datang.
“Hei, Ren. Maaf tidak memberitahumu.” Kata Kelly sambil memperlihatkan
senyum manisnya.
“Ada apa?” tanya Kelly saat aku menatap ke arah pintu.
“William. Sepertinya, dia ada di luar.” Kataku pelan. Kelly menatapku
dengan ekspresi menggoda.
Aku membuka pintu. William ada
di luar. Bersama Nick, Mandy, Taylor dan teman-teman yang lain, juga sebuah kue
tar dengan lilin yang disusun membentuk angka 17.
“Selamat ulang tahun, Rena.” Mereka mengucapkannya secara serentak.
Mereka menyuruhku meniup lilin sebelum aku berkomentar. Aku sendiri
lupa pada hari ulang tahunku.
“Ini ide William. Bagaimana? Mengejutkan?” tanya Kelly.
“Tentu saja. Taylor bilang mereka mengadakan pesta si rumah Nick malam
ini.”
“Tidak seperti apa selalu kamu pikirkan. Mereka juga bersedia
menghabiskan waktu bersamamu. Jangan menjadi seorang penyendiri lagi.” Kata
William.
“Dan sepertinya William menyukaimu. Ya, itu yang dia katakan padaku.”
Nick berkata dengan suara keras. William menginjak kaki Nick sambil menundukkan
wajahnya yang agak memerah. Aku merasa hangat dikelilingi orang-orang yang peduli
padaku. Inilah musim dingin terhangat yang pernah kualami.
End
(Linoire)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan Anda. Komentar Anda akan menjadi penghargaan besar untuk kami.
Thanks for your visit. Your comment will be a great aprreciation for us.