Cahaya matahari
menembus jendela ruang penyimpanan klub seni. Debu –debu yang bertebangan
terlihat jelas. Catherine menahan nafas, mengeluarkan masker dari sakunya dan
segera memakai masker. Merasa persiapannya belum cukup, Catherine mngikat rambut
panjangnya dan menyelipkan ujung rambutnya pada ikatan sehingga rambutnya
terlihat pendek.
“Ada
apa? Ada sesuatu yang aneh di wajahku?” tanya Catherine yang baru menyadari
Jade berdiri terpaku memperhatikannya.
“Tidak.
Aku hanya khawatir kita akan pulang terlalu malam. Kamu menghabiskan waktu 20
menit hanya untuk mempersiapkan ‘baju tempur’ itu.” jawab Jade sambil menata
kuas yang telah ia bersihkan pada tempatnya.
“Maaf.
Aku tidak suka ini. Padahal kurang dari dua bulan lagi Prom Night. Seharusnya siswa
tingkat akhir sibuk mencari pasangan dan baju yang sesuai. Kenapa kita harus
membersihkan ruang penyimpanan? Ini pekerjaan adik kelas. Jade, pakai maskermu
atau wajahmu akan kotor. Dan hati-hati dengan botol cat air itu.” Kata
Catherine yang masih bediri di depan pintu.
“Jika
takut tanganmu terkena cat, kamu tidak bisa menjadi seorang pelukis. Jika tidak
ingin berimajinasi, kamu tidak bisa menjadi seorang penulis.sebelum
meninggalkan sekolah ini, ingin ruang penyimpanan ini terlihat rapi.” kata Jade
sambil tersenyum. Catherine ikut tersenyum. Ia melangkah masuk ke dalam ruang
penyimpanan dan mulai membantu Jade.