Apa yang Anda pikirkan ketika
mendengar kata “menulis” atau “penulis”? Mungkin yang terlintas di
pikiran sebagian besar dari Anda adalah kegiatan yang membosankan, hanya
berkutat dengan pensil, pulpen dan kertas atau keyboard dan monitor. Untuk
penulis, orang yang sama membosankannya dengan kegiatan yang dilakukannya
sehingga ia mendapat julukan sebagai seorang “penulis”.
Dibandingkan dengan kegemaran
lain seperti dancing, modelling, atau sport, menulis menempati urutan terbawah
dari segi popularitas. Salah satu alasan ketidakpopuleran menulis adalah adanya
persepsi menulis itu sulit, hanya orang tertentu yang dapat melakukannya.
Alasan lainnya, persepsi bahwa menulis hanya cocok untuk seorang kutu buku,
tidak keren seperti dancing, modelling atau sport. Ironisnya, walaupun ada
persepsi bahwa menulis itu sulit, tidak sedikit orang yang tidak menghargai
seorang penulis maupun karyanya, terlebih lagi jika si penulis masih pemula.
Terlepas dari hal tidak
menyenangkan karena persepsi yang salah tentang menulis, bagi mereka yang
menyukai kegemaran yang satu ini, menulis justru menjadi kegiatan yang paling
menyenangkan. Anda dapat melakukan apapun dengan alat tulis dan imajinasi Anda.
Anda dapat melepaskan sebagian beban dari masalah yang tidak dapat Anda
ceritakan pada orang lain. Yang terpenting, Anda dapat menghasilkan sesuatu
yang dapat menghibur diri Anda sendiri dan orang lain.
Penulis pemula pasti sering
merasa minder dengan karyanya walaupun telah ditulis dengan sebaik-baiknya.
Pemikiran “apakah orang lain akan menyukai karya saya?”, “apakah akan ada yang
menghargai karya saya?”, “apakah saya dapat menjadi penulis hebat seperti Sir Arthur Conan Doyle, J. K. Rowling, Agatha Christie, atau Stephenie
Meyer?” tentu sering mengusik. Jawabannya tentu ya, dengan syarat Anda
tidak boleh mudah menyerah. Naskah Harry Potter milik J.K. Rowling ditolak
puluhan kali sebelum akhirnya diterbitkan. Jika Rowling menyerah di tengah
jalan, apakah Harry Potter akan menjadi best seller seperti sekarang?
Berikut saya bagikan sedikit
kutipan motivasi dari buku “Chiken Soup for Writer’s Soul”.
“Kalau ku renungkan, ini bukan pengalaman buruk. Kadang rasa frustasi,
rasa takut, dan rasa putus asa merupakan satu-satunya wajah yang ada dalam
kehidupan seorang penulis. Terimalah mereka. Rangkullah mereka dan belajarlah
dari mereka. Kemudian tulislah sesuatu yang baru.” (Gregory Poirier)
“Saranku untuk mereka yang bercita-cita menjadi penulis selalu sama.
Jika ada hal lain yang bisa kalian lakukan dalam hidup kalian, maka silakan
pergi dan lakukan saja hal itu. Jalan ini (kepenulisan) tidak cocok untuk kalian jika kalian ragu-ragu. Tapi jika inilah
satu-satunya pekerjaan yang bisa menghidupkan jiwa kalian, maka terjun dan
bekerja keraslah. Berjuang, menangis, dan gigih-lah menulis. Dan jangan lupa
untuk mencintainya, bahkan ketika tulisan kalian mulai menghasilkan (kesuksesan).”
(Gregory Poirier)
Walaupun saya belum menjadi
seorang penulis yang dikenal seperti penulis-penulis di atas, saya ingin
memberi semangat untuk teman-teman lain yang ingin menjadi seorang penulis tapi
masih ragu karena satu dan lain hal. Hargailah karya Anda walaupun mungkin ada
yang tidak suka. Jika Anda sendiri saja tidak menghargai karya Anda, beranikah
Anda berharap orang lain akan menghargai karya Anda? Hargai dan banggalah pada
diri Anda sendiri sebagai seorang penulis.
(Linoire)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan Anda. Komentar Anda akan menjadi penghargaan besar untuk kami.
Thanks for your visit. Your comment will be a great aprreciation for us.